the smooth sea will never give the good sailor

Minggu, 04 November 2012

Belajar Sederhana Takhrij Hadits


PROLOG
  • Alamat situs             : Doha, Qatar
  • Tentang Islamweb   : Islamweb adalah sebuah situs dakwah, berhaluan Ahlus sunnah wal Jama’ah. Dikelola oleh beberapa Akademisi yang sudah mendapatkan syahadat syar’iyyah di bidang masing-masing.
  • Motto islamweb       : Sebagaimana dituliskan dalam websitenya, diantaranya adalah menjelaskan Islam dengan benar, diusahakan seobjektif mungkin dalam menyampaikan informasi, menjunjung tinggi persatuan umat Islam.
  • Keistimewaan          : ada beberapa keistimewaan situs islamweb. Diantaranya adalah:
- menampilkan isi kitab-kitab turots secara online dalam bentuk teks sebagaimana aslinya. Disebutkan pula penulis, cetakan kitab, tahun terbit, serta jilid dan halaman.
- Ketika ada satu ayat, maka bisa sangat mudah diketahui tafsirnya. Karena ketika kursor komputer berada persis diatas suatu ayat, maka akan langsung terlihat beberapa kitab tafsir terkait ayat itu. Tinggal klik salah satunya, maka kita akan dibawa ke kitab tafsir tersebut.
- Bisa takhrij Hadits. Ini yang cukup bagus. Saya akan mencoba menjelaskan secara singkat penggunaannya.

TAKHRIJ HADITS saat ini: Gampang-gampang susah

Pengertian Takhrij Al-Hadits

Kata “Takhrij” adalah bentuk masdar dari kata kerja “خرّج, يخرّج, تخريجا”. Dalam kamus al-Munjid fi al-Lughah disebutkan bahwa: “menjadikan sesuatu keluar dari sesuatu tempat; atau menjelaskan suatu masalah[1].

Kata lain yang hampir sama dengan takhrij adalah “ ikhraj”. Kata dasar dari keduanya adalah “khuruj”. Dari kata ini dapat dibentuk kata makhraj (isim makan), yang berarti tempat keluar. Sehubungan dengan masalah ini ada kata – kata ahli Hadits untuk mengomentari beberapa Hadits, seperti diketahui tempat keluarnya atau tidak diketahui tempat keluarnya.

Yang dimaksud tempat keluar (makhraj) dalam kalimat itu adalah tempat dari mana hadits itu keluar, yakni rangkaian orang yang meriwayatkannya, karena melalui jalan merekalah Hadits itu keluar[2].

Sedangkan menurut pengertian terminologis, takhrij berarti;

التخريج هو الدلالة على موضع الحديث في مصادره الأصلية التي أخرجته بسنده. ثم بيان مرتبته عند الحاجة المراد بالدلالة على موضع الحديث, ذكر المؤلف التي يوجد فيها ذلك الحديث كقولنا مثلا: أخرجه البخاري في صحيحه، إلخ.

“Menunjukkan letak Hadits dalam sumber – sumber yang asli (sumber primer) di mana diterangkan rangkaian sanadnya kemudian menjelaskan Hadits dalam sumber – sumber yang asli (sumber primer) di mana diterangkan rangkaian sanadnya kemudian menjelaskan Hadits itu bila perlu[3].

Menunjukkan letak Hadits suatu Hadits berarti menunjukkan sumber – sumber dalam Hadits itu diriwayatkan, misalnya pernyataan أخرجه البخاري في صحيحه    (Al-Bukhori mengeluarkan Hadits dari kitab sahihnya).

Susah karena hal ini sebenarnya pekerjaan seorang Muhaddits yang sudah berkompeten dalam bidangnya. Gampang karena telah banyak cara praktis mengetahui darimana hadits itu berasal, seperti mencari di Maktabah Syamilah, atau di situs-situs online. Karena sekarang telah banyak situs online yang melengkapi situsnya dengan program pencarian dengan mudah suatu hadits.

Situs yang secara serius berbicara dalam takhrij hadits diantaranya adalah islamweb.net, pada bagian Mausuah Hadits.

LANGKAH-LANGKAH MENCARI SANAD HADITS DARI ISLAMWEB.NET

Berikut saya coba paparkan cara mencari sanad suatu hadits dari islamweb.net beserta gambar screenshot untuk memudahkan. Screenshot ini saya ambil pada tanggal 4 November 2012, mungkin saja di kemudian hari si pemilik situs sudah mengganti tampilan websitenya.

Langkah 1:

Buka situs www.islamweb.net. Maka akan muncul layar sebagaimana dibawah ini. Ada beberapa tema bahasan dalam situs ini, baik mausu’ah atau ensiklopedi tafsir dan hadits, makalah, fatwa, konsultasi, audio, perpustakaan online, mawarits dan materi untuk anak-anak.


Klik dalam item mausu’ah.

Langkah 2:

Jika sudah diklik mausu’ah, maka akan masuk pada halaman berikutnya seperti ini:


Ada tiga item dalam halaman mausu’ah. Pertama, mausu’ah hadits, ini yang akan kita bahas. Kedua, Aplikasi Jawami’ul kalim. Aplikasi Jawami’ul kalim ini bisa didownload dan beroprasi offline, artinya tidak perlu koneksi internet jika ingin menjalankannya.

Aplikasi ini hampir sama dengan mausu’ah hadits diatas. Bedanya ia bisa beroprasi secara offline. Tetapi jika ingin mendownloadnya, akan butuh waktu yang cukup lama, karena filenya sekitar 1 Gigabyte lebih. Ketiga, tentang mausu’ah atau ensiklopedi tafsir.
Kita klik gambar mausu’ah al-hadits.

Langkah 3:

Langsung kita masuk kepada halaman berikutnya. Ada sekitar 1400 kitab hadits disini dari berbagai macam model dan varian kitab hadits.


Katika sudah masuk halaman ini, kita tinggal memasukkan hadits yang akan kita cari pada kolom pencarian. Agar lebih mempermudah, kita coba cari satu contoh hadits.

Langkah 4:

Setalah kita masukkan kata yang akan kita cari, klik enter. Contoh kita akan cari sanad hadits yang berbunyi: رش على قبر. Akan didapatkan hasil sebagai berikut:


Ada 18 hasil temuan hadits di kitab hadits. Kolom pertama dari kanan, tentang redaksi masing-masing di tiap kitab hadits. Kolom kedua tentang shahabat yang meriwayatkan hadits tersebut. Jika tidak diketahui nama shahabatnya, maka disebut sebagai hadits mursal.

Kolom berikutnya tentang nama kitab dimana hadits itu bisa ditemukan, lalu halaman, pengarang serta tahun wafatnya.

Sampai disini sebenarnya pengertian Takhrij tadi, yaitu mencari dimana kita bisa menemukan hadits tersebut dalam sebuah kitab hadits. Adapun kegiatan berikutnya adalah Dirosatul Asanid. Dirosatul asanid maksudnya mempelajari sanad atau jalan dari suatu hadits yang telah kita temukan di suatu kitab dan diriwayatkan oleh seorang rawi.

Dari 18 temuan tadi, kita akan coba pelajari sanadnya. Sebagai contoh kita bisa klik pada nomor 2, yaitu terdapat pada kitab Musnad Imam Syafi’i. Klik pada kolom haditsnya.

Langkah 5:

Setelah kita klik, maka kita akan diarahkan pada halaman baru. Nama kitab: Musnad Imam Syafi’i (Tartib Sanjar), kitab al-Jana’iz, bab ad-Dafnu.
Ada Takhrij, Syawahid, Athraf, dan Asanid.

 Langkah 6:

Kita coba klik Takhrij. Maka akan keluar di kitab apa saja hadits itu disebutkan. Sebagaimana jika kita klik Syawahid, maupun athraf. Kita akan mengetahui di kitab apa saja hadits itu disebutkan.


Langkah 7:

Untuk mengetahui sanad-sanadnya, kita klik tombol asanid. Maka akan muncul tabel sebagai berikut:

Disinilah keistimewaan situs ini. Kita bisa dengan mudah mengetahui keadaan seorang rawi dari komentar Ulama’ al-Jarh wa at-Ta’dil terkhusus dari kitab Tahdzibul Kamal karya Jamaludin Abu al-Hajjaj al-Mizzy (w. 742 H) yang merupakan tahdzib dari kitab al-Kamal fi Asma’ ari-Rijal karya Abdul Ghani al-Maqdisi (w. 600 H)[4].

Langkah 8:

Islamweb.net mempermudah kita mengetahui keadaan seoarang rawi dengan memberinya warna, apakah dia seorang shahabi, seorang yang tsiqah, hasanul hadits, dhoif, sampai muttaham bil-wadh’i atau tertuduh memalsukan hadits.

Tetapi tentu ini ijtihad islamweb dalam mempermudah saja. Karena dalam menilai keadaan seorang rawi suatu hadits, para Ulama’ pun berbeda pendapat. Maka salah satu perbedaan Ulama’ dalam penentuan suatu hukum, diantaranya disebabkan perbedaan meraka dalam menilai suatu hadits. Bisa saja satu orang itu dianggap hasan haditsnya oleh seorang Ahli hadits, tetapi oleh Ulama’ lain dianggap lemah.

Jika kita melihat sanad hadits ini, ada beberapa rawi yang meriwayatkannya. Mulai dari kitab musnad Imam Syafi’i dari Ibrahim bin Muhammad (berstatus Sangat lemah) dari Ja’far bin Muhammad (berstatus hasanul hadits) dari Muhammad bin Ali (berstatus tsiqah) langsung kepada Nabi (disinilah letak mursalnya).

Kesimpulan sementara dari hadits ini adalah sangat lemah, karena ada Ibrahim bin Abi Yahya al-Aslami  yang berstatus sangat lemah.

Tetapi ini baru kesimpulan sementara saja. Mungkin saja suatu hadits itu lemah dari satu sanad, tetapi ternyata ada sanad lain yang kuat.

Maka ketika ada seorang yang mendakwa suatu hukum dengan perkataan, “itu hadits dhoif”, sepatutnya kita mempertanyakan lagi: 1. Dhoif menurut siapa? 2. Apakah ada hadits lain yang shahih atau hasan? 3. Kenapa bisa dhoif? 4. Bagaimana para Mujtahid memandang hadits itu dalam penetapan suatu hukum?

Langkah 9:

Kita lanjutkan pada langkah berikutnya. Setelah kita tahu derajat hadits tadi dalam musnad Imam Syafi’i tartib Sanjar, kita coba telusuri lagi hadits tadi dari beberapa kitab yang lain. Kita akan lihat sanadnya juga.

Coba klik pada bagian Takhrij atau Syawahid:


Maka akan kita lihat sanad-sanad yang lain dari hadits itu. Disebutkan juga derajat hadits dari masing-masing sanad dilihat dari keaadan rawinya.




Langkah 10:

Inilah yang cukup baru dari belajar takhrij hadits, prosentase keshahihan suatu hadits.


Kita bisa tahu berapa saja hadits dengan lafadh yang sama dari kitab-kitab hadits dengan sanadnya masing-masing. Berapa jumlah hadits shahihnya, hadits hasannya, juga hadits dhoifnya.

Langkah 11:

Tentu dalam menetapkan keadaan seorang rawi, kita juga harus tau biografi dari rawi itu sendiri. Islamweb.net mempermudah kita mengetahui keadaan seorang rawi.

Ketika ada seorang rawi disebut, biasanya kita bisa langung klik nama dari rawi itu dan akan muncul seperti gambar di bawah ini.



Disitu dijelaskan tentang biografi rawi, nama, nasab, thabaqat, penilaian Ulama’ jarh dan ta’dil terhadap seorang rawi tadi, guru dan murid-muridnya.

Sangat penting mengetahui guru dan murid seorang rawi. Karena dengan itu kita bisa tahu apakah benar sanad suatu hadits itu bersambung atau tidak.
Cara mengetahui keadaan seorang rawi ini juga terdapat pada Aplikasi Jawami’ul kalim yang kita bisa download dan oprasikan secara online, sebagaimana telah saya sebutkan diatas.

Langkah 12:

Langkah selanjutnya adalah praktek sendiri, coba saja cari satu hadits dan teliti derajatnya.

EPILOG

Kita patut berterimakasih kepada seluruh jajaran yang andil dalam situs islmaweb.net ini.

Tentunya setelah kita tahu dan bisa mencari derajat suatu hadits dengan sistem online atau dengan aplikasi ini, tidak lantas kita nanti disebut sebagai seorang MUHADDITS.

Atau mungkin jika kita cerdas, lalu dengan hanya berdiam diri di dalam perpustakaan yang dipenuhi kitab-kitab hadits lantas dengan ijtihad sendiri menentukan derajat suatu hadits kita disebut sebagai MUHADDITS.

Jika kriteria muhaddits hanya seperti itu saja, sepertinya saya bisa katakan bahwa situs ini atau aplikasi Jawami’ul kalim juga bisa disebut sebagai MUHADDITS juga. Itulah seklumit tentang cara-cara mencari sanad suatu hadits dari situs islamweb.net. Jika ada kesalahan atau kekurangan mohon untuk bisa dimaafkan dan dikoreksi demi perbaikan. waAllahu a’lam.



[1] Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-A’lam,(Beirut: Dar al-Masyariq, 1986), hlm. 172.

[2] Al-Qasimi, Qawa’id al-Tahdits Min Funun Mushthalahat al-Hadits, (Isa al-Babi al-Halabi Wa Syurakah, 1961), hlm. 129.

[3] Mahmud al-Thahhan, Ushul al-Takhrij Wa Dirasah Al-Asanid, (Riyadh: Maktabah al-Maa’rif, 1991), hlm. 10.

[4] Ad-Dzahabi, Siyaru A’lami an-Nubala’, 21/447

















5 komentar:

Popular Posts

Categories

Blog Archive

Visitors

Diberdayakan oleh Blogger.